"Dampak dari pandemi Covid-19 mulai berpengaruh terhadap penjualan Perseroan sejak bulan April tahun 2020," bunyi keterangan resmi Perseroan.
Melihat kondisi pandemi Covid-19 yang mungkin akan berlanjut sampai akhir tahun, Perseroan menargetkan
pertumbuhan penjualan bersih tahun 2021 sebesar 5 sampai 6 persen, dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 5 sampai 6 persen.
Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen
dipertahankan pada rasio 45 sampai 55 persen dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.