"Terdapat peningkatan signifikan pada komposisi produk curah dari 25,4 persen di Q1-2023 menjadi 30,6 persen pada Q1-2024 yang disebabkan oleh peningkatan pasokan ke ibu kota baru," tutur Dani.
Di lain pihak, Dani juga mengakui bahwa nilai laba bersih perusahaan juga turun sebesar 35,91 persen secara tahunan (year on year/YoY), menjadi Rp238,02 miliar pada triwulan I-2024.
Penurunan laba bersih sejalan dengan merosotnya pendapatan neto sebesar 3,84 persen dari capaian triwulan I-2023, menjadi Rp4,08 triliun di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
"Raihan pendapatan ditopang oleh penjualan pihak ketiga yang sebesar Rp4,03 triliun, atau turun 2,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," ungkap Dani.
Sementara, beban pokok pendapatan INTP turun 2,27 persen (YoY) menjadi Rp2,9 triliun. Dengan demikian, perusahaan mengakumulasikan laba kotor sebesar Rp1,18 triliun, susut 7,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.