Sayangnya keuntungan itu tak mampu dipertahankan menyusul rangkaian beban yang meningkat mulai dari ongkos penjualan hingga pos beban administrasi. Sehingga secara operasional, APLN mengalami rugi sebelum pajak sebesar Rp109,98 miliar.
Dari sisi neraca, nilai aset APLN terpangkas tipis menjadi Rp28,2 triliun, seiring penurunan ekuitas karena saldo laba mulai terpangkas akibat rugi sepanjang tiga bulan pertama. Di sisi lain, kewajiban pembayaran utang sedikit meningkat menjadi Rp14,89 triliun.
Kas yang digenggam akhir Maret tersisa Rp670,81 miliar, berkurang hampir Rp100 miliar dari awal tahun akibat pengeluaran untuk aktivitas pendanaan, terutama pembayaran utang bank jangka panjang.
(SLF)