sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Penjualan Ritel AS Merosot, Wall Street Dibuka Merekah

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
18/01/2023 21:58 WIB
Indeks utama Wall Street kompak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu (18/1/2023) setelah pengumuman data penjualan ritel Amerika Serikat yang turun.
Penjualan Ritel AS Merosot, Wall Street Dibuka Merekah (Foto: MNC Media)
Penjualan Ritel AS Merosot, Wall Street Dibuka Merekah (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street kompak merekah pada pembukaan perdagangan Rabu (18/1/2023) setelah pengumuman data penjualan ritel Amerika Serikat yang turun pada periode Desember 2022.

Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,14% di 33.958,71; S&P 500 (SPX) tumbuh 0,40% di 4.007,00; dan Nasdaq Composite (IXIC) menguat 0,73% menjadi 11.176,01.

Saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Tesla, Amazon.com, hingga American Airlines. Tiga top gainers yang memimpin antara lain Moderna menguat 6,78% di USD203,61, Seagate tumbuh 4,60% di USD59,60, dan Freeport McMoran naik 2,83% di USD45,40.

Sedangkan tiga top losers SPX yakni PNC Financial merosot 5,51% di USD152,93, Charles Schwab melemah 3,56% di USD80,52, dan Fifth Third turun 2,14% di USD33,38.

Departemen Perdagangan AS mencatat penjualan ritel menurun 1,1% pada Desember 2022. Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 0,8%.

Data ritel yang lemah membangkitkan ekspektasi bahwa inflasi AS akan kembali melandai sekaligus menghadirkan potensi penurunan suku bunga dari Federal Reserve/ The Fed.

"Ini adalah angka yang bagus dari sudut pandang bahwa inflasi telah merosot dan The Fed sepertinya sudah mencapai tujuannya," kata Analis Great Hill Capital LLC, Thomas Hayes, dilansir Reuters, Rabu (18/1/2023).

Selain angka ritel, laporan lain juga menunjukkan ada kenaikan harga produsen, meskipun lebih rendah dari yang diharapkan.

Ke depan, pasar modal AS bakal memasuki periode musim pendapatan. Kinerja keuangan perusahaan dapat menjadi ukuran seberapa besar dampak lonjakan suku bunga dan kondisi makroekonomi terhadap keberlangsungan usaha.

Indikator Fedwatch mencatat terdapat peluang The Fed akan mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan Februari mendatang.

(DES)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement