Karena emiten dalam kategori ini adalah perusahaan menengah, maka perusahaan masih berpeluang untuk berkembang dan mencatatkan pertumbuhan yang lebih agresif dibanding saham blue chip yang merupakan saham perusahaan yang sudah besar (well-established).
Pergerakan harga saham second liner lebih berfluktuasi dibanding saham blue chip, sehingga saham-saham pada kategori ini kerap diincar untuk trading karena memungkinkan perolehan keuntungan lebih cepat dibanding investasi jangka panjang.
3. Saham Gorengan
Saham gorengan adalah istilah yang digunakan untuk merujuk saham-saham yang kenaikan harganya tidak wajar, dan diasumsikan pergerakannya dimotori oleh ‘bandar’ saham yang sengaja mengatrol harga untuk meraup keuntungan saat harganya naik.
Saham-saham gorengan bisa berasal dari saham lapisan kedua dan ketiga, dan hampir jarang fenomena ‘menggoreng’ saham ini terjadi pada saham blue chip karena kapitalisasi pasarnya terlalu besar untuk dikatrol sendirian.
Saham gorengan bisa mengalami auto-reject atas dan auto-reject bawah secara beruntun tanpa alasan fundamental yang jelas. Kenaikan maupun penurunan harga secara signifikan ini seringkali dianggap sebagai ulah bandar saat merekayasa harga dan meraup profit.