Sedangkan untuk penumpang penerbangan domestik Garuda Indonesia sebagai mainbrand mencatatkan pertumbuhan lebih dari 72% menjadi 1,4 juta penumpang.
"Dan saya juga ingin sampaikan bahwa pertama kali nyadalam sejarah garuda kuartal 1 kita dari segi kinerja operasional positif. Ini dalam sejarahnya selalu negatif dan kita tahun ini mampu menunjukkan bahwa kinerja kita positif di kuartal 1. Kalo kuartal positif insyaallah kedepannya makin membaik," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam Market Review IDXChannel, Selasa (16/5/2023).
Adapun pertumbuhan pendapatan usaha GIAA juga ditunjang oleh pendapatan penerbangan terjadwal sebesar USD506,82 juta atau Rp7,44 triliun, serta pendapatan lainnya yang tercatat sebesar USD83,35 juta atau Rp1,22 triliun. Di samping itu, EBITDA GIIA juga tumbuh 92% menjadi USD71 juta dari sebelumnya sebesar USD37 juta.
Capaian positif tersebut membuat perusahaan penerbangan pelat merah ini mampu menekan rugi bersih di kuartal pertama tahun ini. Rugi bersih perseroan susut 50,97% menjadi USD110,13 juta atau Rp1,61 triliun, dari sebelumnya sebesar USD224,66 juta.
"Rugi bersih kita membaik, di mana ini menurun berwrti menunjukkan bahwa ini membaik. Jadi memang angka angka inii cukup menggembirakan dan sesuai prediksi kita walaupun dari segi angka tidak pas. Tetapi ini juga sesuai dengan janji kita kepada kreditur selama proses recovery itu abhwa garuda akan memfokuskan diri ke profitability dan juga perbaikan perbaikan di lini operasional dan jasa," pungkasnya.
(DES)