Sementara PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan laba bersih sebesar USD105 juta pada kuartal IV-2024. Angka itu naik 25,8 persen secara kuartalan dan turun 45,1 persen secara tahunan, sehingga laba bersih tahun lalu mencapai USD437 juta.
Kenaikan laba bersih secara kuartalan pada kuartal IV-2024 disebabkan oleh kenaikan pendapatan sebesar 33,9 persen, didukung peningkatan volume sebesar 50,8 persen di tengah penurunan ASP sebesar 11,2 persen. Di sisi lain, lonjakan beban pokok pendapatan 35 persen dan beban usaha 69,5 persen menyebabkan margin laba usaha turun ke level 41,5 persen pada kuartal IV tahun lalu.
Stockbit Sekuritas menyatakan, untuk 2025, selain dipengaruhi fluktuasi harga batu bara, kinerja grup Adaro juga akan dipengaruhi oleh volume penjualan dan stripping ratio. Berdasarkan guidance, kinerja AADI berpotensi mengalami penurunan seiring target penjualan yang lebih rendah dari realisasi 2024 di tengah target stripping ratio yang stabil.
“Sementara itu, kinerja ADMR dan ADRO berpotensi stabil atau hanya sedikit melemah seiring potensi kenaikan volume penjualan di tengah tren pelemahan harga batu bara metalurgi,” bunyi riset tersebut.
(Ahmad Islamy Jamil)