“Krakatau steel setelah berhasil membukukan laba di tahun 2020 dan Kuartal I 2021 terus menyempurnakan strategi bisnisnya agar pertumbuhan serta kinerja positifnya dapat berkelanjutan. Memperkuat bisnis di hilir merupakan strategi yang tepat mengingat Krakatau Steel harus memastikan terserapnya produk HRC dan CRC di pasar dalam negeri. Kapasitas produksi HRC (hot rolled coil) Krakatau Steel saat ini sebesar 3.9 juta ton dan CRC (cold rolled coil) sebesar 850 ribu ton per tahun,” lanjut Silmy.
Sekadar informasi, Kerismas merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi seng lembaran (seng plat) dan seng gelombang yang dipasarkan di dalam maupun luar negeri, dengan kapasitas produksi sebesar 183.000 ton per tahun.
Kinerja Kerismas mengalami peningkatan laba di tahun 2020 sebesar Rp9,2 miliar dengan nilai penjualan sebesar Rp1 triliun, sementara untuk EBITDA mencapai Rp25,6 miliar. Kinerja Kerismas hingga Kuartal I 2021 sudah membukukan laba Rp9 miliar.
“Krakatau Steel melakukan berbagai strategi untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Strategi yang sudah dijalankan berdampak positif pada peningkatan penjualan Krakatau Steel, hingga bulan Mei 2021 penjualan baja Krakatau Steel mengalami pertumbuhan sebesar 36% dibanding dengan penjualan tahun 2020 pada periode yang sama,” tutup Silmy. (SNP)