Selain itu, menurut Hatta, manajemen keuangan yang dilakukan secara disiplin juga akan membantu para pelaku usaha dalam mengakses pinjaman. Informasi terkait riwayat transaksi, pencatatan laporan keuangan dan saldo mengendap di rekening, akan menjadi pertimbangan utama bagi bank, atau institusi pembiayaan lainnya, untuk memberikan kredit.
“Bank tentu akan mengecek track record nasabah untuk mengukur profil risiko sebelum memutuskan memberikan pinjaman. Dengan cara ini, pembiayaan yang disalurkan memiliki kualitas tinggi dan nasabah bisa mendapatkan pinjaman sesuai nilai yang dibutuhkan,” ujar Head of Merchant Business Bank Jago, Vincent Soegijanto, dalam kesempatan yang sama.
Edukasi keuangan digital ke para mitra Go Food dan Tokopedia merupakan langkah strategis GOTO dalam meningkatkan kapabilitas di bisnis pembiayaan. Seperti diketahui, GOTO saat ini tengah menggencarkan lini bisnis keuangan, melalui GOTO Finansial, untuk menciptakan sumber pendapatan baru demi mempercepat profit.
“Dengan kekuatan sinergi ekosistemnya, GOTO punya kemampuan menyalurkan pembiayaan baik ke para penggunanya dalam bentuk kredit konsumtif maupun ke para mitra usahanya dalam bentuk kredit modal kerja. Ini sebuah lompatan besar yang akan membawa GOTO ke level lebih tinggi,” ujar Ekonom SEGARA Institute, Piter Abdullah, sebagai salah satu pembicara.
Selama ini, menurut Piter, GOTO sudah punya posisi yang sangat kuat di bisnis on demand service, e-commerce dan pembayaran. Jumlah penggunanya mencapai belasan juta, loyal dan aktif bertransaksi. Dari ketiga bisnis utamanya itu, GOTO mendapatkan pemasukan berupa komisi dan biaya platform.