Sejalan dengan peningkatan volume penjualan dan kenaikan pendapatan, dikatakan Andriano, SIG juga berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,71 triliun atau naik 1,8 persen dari periode sebelumnya.
SIG membuktikan resiliensi tak hanya dari capaian bisnis, tetapi juga operasional berkelanjutan yang menjadi daya saing Perusahaan. Hingga akhir kuartal III/2023, substitusi energi panas (TSR) menjadi 7,29 persen. Emisi GRK Cakupan 1 turun 16,94 persen menjadi 588 kg CO2/ton semen ekuivalen dari baseline 2010 (708 kg CO2/ton semen ekuivalen).
"Capaian ini diperoleh dari efisiensi clinker factor, penggunaan bahan bakar alternatif sebagai substitusi batu bara, dan optimalisasi Specific Thermal Energy Consumption (STEC)," tegas Andriano. (TSA)