Di sisi lain, nilai dolar juga menguat dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu didukung oleh kebijakan bank sentral AS yang menaikkan suku bunga. Serta, investor yang mencari aman dan membeli aset dalam dolar di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak.
Sebagaimana diketahui, bank sentral AS atau The Fed bulan lalu telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin.
Adapun, pelemahan mata uang akan membuat tarif impor menjadi lebih tinggi bagi negara-negara Eropa, terutama barang-barang yang dihargai dalam dolar, seperti minyak mentah.
Hal itu bisa berkontribusi pada inflasi yang lebih tinggi di zona Eropa, di mana inflasi sudah menyentuh 8,6% pada Juni lalu.
Seorang juru bicara ECB mengatakan tidak "Eropa tidak menargetkan nilai tukar tertentu. Namun, kami selalu memperhatikan dampak nilai tukar terhadap inflasi, sejalan dengan mandat kami untuk stabilitas harga," ujar seorang juru bicara European Central Bank (ECB), dikutip dari BBC, Kamis (14/7/2022).