Julfi menjelaskan, dengan dilakukannya groundbreaking, maka perseroan akan mengakselerasi pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 ke tahap selanjutnya.
“Setelah groundbreaking, kami akan akselerasi ke tahap desain engineering, pengeboran pondasi Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) serta persiapan jalur transmisi,” ungkap Julfi.
Lebih lanjut Julfi bilang, proyek ini ditargetkan untuk beroperasi pada akhir 2024. PLTP Lumut Balai Unit 2 memiliki potensi pengurangan emisi hingga 581.784 tCO2eq per tahun.
“Ini menjadi langkah Perseroan dalam mendukung pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 serta net zero emission 2060,“ jelas Julfi.
Julfi menjelaskan, proyek Lumut Balai Unit 2 ini dikelola melalui kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan China.
“PGE bekerja sama dengan tiga perusahaan dari Jepang, China, dan Indonesia, yaitu Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co, Ltd. (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk mengembangkan proyek Lumut Balai Unit 2,” tutur Julfi.
Sedangkan dari sisi pendanaan, proyek ini telah mendapatkan stimulus dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar USD155 juta. Nilai itu setara dengan Rp2,4 triliun (asumsi kurs Rp15.506 per USD).
Selain Lumut Balai Unit 2, PGE juga tengah mengembangkan proyek panas bumi lainnya guna mencapai visi untuk menjadi 1 GW company dalam dua tahun mendatang. Proyek tersebut antara lain, Hululais (Unit 1 dan 2) sebesar 110 MW, serta optimalisasi teknologi binary di area-area existing.
(FAY)