Sementara itu, Husni menjelaskan, teknologi ini memungkinkan untuk memonitor real-time fluida panas bumi pada sumur produksi dan pipa dua-fasa.
"Dengan kemampuan ini nantinya dapat meningkatkan performa operasional dan kapabilitas produksi," ujarnya.
Menurutnya, teknologi fluida dua fasa ini dapat juga digunakan sebagai usaha mitigasi permasalahan produksi sumur panas bumi sejak dini. Husni berharap, teknologi baru ini bisa menjadi bisnis masa depan bagi PGE.
"Harapan besarnya tentu saja semoga teknologi ini bisa merevolusi industri geothermal,” katanya.
Hasil riset ini sudah masuk ke dalam publikasi paten. Teknologi geothermal yang dikembangkan oleh Husni pada 11 Juli 2023 telah mengantongi hak kekayaan intelektual (HKI).
Sertifikat paten dari United States Patent & Trademark Office (USPTO) milik Husni itu berjudul "Real-time Measurement Of Two-phase Mass Flow Rate and Enthalpy Using Pressure Differential Devices" dengan Nomor Paten: 11,698,281.
Paten ini merupakan penemuan baru dan valid untuk mengisi gap teknologi yang belum ada sebelumnya. Dengan diterbitkannya sertifikat paten oleh badan paten Amerika, PGE secara sah menjadi pemilik lisensi teknologi yang diklaim di dalam dokumen paten.
Saat ini, PGE telah mendaftarkan paten milik Husni ke 6 negara, yakni Indonesia, Amerika Serikat, Selandia Baru, Islandia, Filipina, dan Turki. Dengan status pendaftaran di lima negara lainnya selain Amerika Serikat sudah hampir selesai.