“Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustained dari waktu ke waktu," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Indonesia, Adam Jaya Putra menuturkan, sekitar 90 persen dari dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh Perseroan dan/atau Entitas Anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank.
"Sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan Perseroan serta Entitas Anak untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja," ucap Adam.
Archi memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1.9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki Cadangan Bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.
Archi dikenal dengan Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia yang terdiri dari dua Kontrak Karya yang dimiliki oleh Entitas Anak Archi, yaitu PT Meares Soputan Mining (“PT MSM”) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (“PT TTN”). Kedua Kontrak Karya ini berlaku hingga tahun 2041, dan bisa mendapatkan dua kali perpanjangan, masing-masing untuk jangka waktu maksimum 10 tahun. Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas yang memiliki tingkat Cadangan Bijih emas tertinggi serta Umur Tambang (Life-of-Mine – LOM) terpanjang di kawasan Asia Tenggara menurut konsultan industri pertambangan CRU International Limited (CRU).