Sementara inflasi inti yang tidak mencakup komponen pangan dan energi diprediksi masih relatif stabil di kisaran 2,1% yoy dari sebelumnya 2,18% yoy.
"Data tersebut mengindikasikan bahwa penurunan inflasi lebih disebabkan oleh penurunan harga dibandingkan penurunan konsumsi domestik," kata Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Minggu (1/10/2023).
Dari sisi mancanegara terutama regional Asia, investor menantikan data purchasing managers index (PMI) manufaktur Jepang untuk periode September. Tak hanya negeri Sakura, Amerika Serikat, China, Uni Eropa, dan Britania Raya juga merilis indeks manufakturnya.
Phintraco memperkirakan data manufaktur China dapat kembali ke batas ekspansif. "Kondisi ini dapat memberikan sentimen positif untuk pasar modal Indonesia di pekan depan," paparnya.
Sejumlah pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve juga menjadi fokus investor untuk mengukur seberapa lama upaya The Fed untuk mempertahankan suku bunga. Angka klaim pengangguran, data tenaga kerja swasta AS, hingga pertemuan OPEC, juga tak luput dari kacamata pelaku pasar.
(YNA)