sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prediksi Wall Street Pekan Depan, Ketidakpastian Shutdown Masih Ancaman

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
05/10/2025 06:55 WIB
Shutdown pemerintahan AS dinilai berpotensi menunda rilis data ekonomi penting yang biasanya menjadi acuan Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan
Prediksi Wall Street Pekan Depan, Ketidakpastian Shutdown Masih Ancaman (FOTO:iNews Media Group)
Prediksi Wall Street Pekan Depan, Ketidakpastian Shutdown Masih Ancaman (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street bersiap memasuki pekan pertama kuartal IV pada pekan depan. Ketidakpastian shutdown pemerintah federal mengancam tekanan jual dari pelaku pasar.

Kondisi ini berlangsung saat ketiga indeks mendekati rekor baru, ditambah minimnya data ekonomi dan laporan keuangan.

Shutdown pemerintahan AS dinilai berpotensi menunda rilis data ekonomi penting yang biasanya menjadi acuan Federal Reserve dalam menentukan arah kebijakan moneter.

Analis menilai jika kondisi ini berlanjut beberapa pekan, kebijakan suku bunga bisa terhambat oleh hal yang disebut 'data drought' atau kekosongan informasi ekonomi.

"Shutdown dan potensi pembukaan kembali pemerintahan akan mendapatkan hampir seluruh perhatian investor," ujar Chief Market Strategist Nationwide, Mark Hackett, dilansir Investing, Minggu (5/10/2025).

Meski demikian, sebagian besar pelaku pasar memperkirakan dampak shutdown tidak akan menghentikan reli yang telah mengangkat S&P 500 sekitar 14 persen secara year-to-date/ytd.

Data LSEG menunjukkan proyeksi pertumbuhan laba emiten konstituen S&P 500 pada kuartal III mencapai 8,8 persen secara tahunan, naik dari estimasi 8,0 persen di awal Juli.

Investor juga akan mulai mencermati awal musim laporan keuangan untuk triwulan III/2025. Pekan depan, Levi Strauss dan Delta Air Lines dijadwalkan merilis kinerjanya pada Kamis.

Selain itu, risalah rapat bank sentral AS atau Federal Reserve bulan September akan dipublikasikan pada Rabu. Laporan ini dapat memberikan gambaran pandangan terbaru dari para pejabat Fed, setelah pemangkasan suku bunga.

CEO Key Advisors Wealth Management, Eddie Ghabour, memproyeksikan shutdown dapat berlangsung antara dua hingga empat pekan.

"Jika prediksi kami benar dan ada stimulus berupa dua kali pemangkasan suku bunga lagi, lalu pemerintah kembali beroperasi, maka ekonomi dan pasar saham akan tumbuh kembali," kata Ghabour.

Adapun secara historis, kuartal IV dikenal sebagai periode terkuat bagi S&P 500, dengan rata-rata kenaikan sekitar 2,9 persen berdasarkan data LSEG sejak 1928. Global Macro Strategist Carson Group, Sonu Varghese, menyebut kombinasi sentimen faktor musiman, pemangkasan suku bunga, dan momentum kuat pasar masih dapat menjadi sentimen penguatan.

“Kami masih overweight pada saham dan terus mempertahankan posisi itu,” kata dia.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement