Di sisi lain, distribusi DMO yang lebih merata di industri bisa memberikan keuntungan dalam hal harga jual rata-rata. Hal ini dikarenakan PTBA, yang selama ini lebih terkonsentrasi memenuhi kewajiban DMO, bisa mendapatkan harga jual yang lebih baik jika distribusi tersebut menjadi lebih seimbang di seluruh sektor tambang batu bara Indonesia.
Prospek PTBA di Tengah Penurunan Produksi
Secara spesifik, PTBA menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan kinerja di tengah proyeksi penurunan produksi batu bara Indonesia. Namun, dengan strategi pengelolaan yang baik, PTBA dapat memanfaatkan kenaikan harga batu bara domestik yang mungkin terjadi akibat ketatnya suplai.
Hingga kuartal III-2025, Indonesia mencatatkan penurunan produksi batu bara sebesar 15 persen YoY menjadi 509 juta ton, dengan ekspor batu bara turun 4,7 persen YoY.
Penurunan ekspor ini sejalan dengan tren global yang menunjukkan bahwa banyak negara konsumen batu bara utama sedang mengurangi ketergantungan mereka terhadap komoditas ini seiring dengan transisi ke energi terbarukan.
Namun, PTBA sebagai salah satu BUMN yang memiliki kemampuan lebih dalam memenuhi DMO, diperkirakan akan tetap stabil dalam menghadapi tantangan ini. DMO yang lebih terkelola dan terdistribusi dengan adil bisa menjadi peluang bagi PTBA untuk mempertahankan daya saing harga jual, bahkan jika pasar global tetap lemah.