Salah satu kunci utama dalam prospek ADRO pasca spin-off AADI adalah perkembangan proyek energi terbarukannya.
Erindra mencatat secara umum perusahaan global yang memiliki portofolio energi terbarukan cenderung diperdagangkan dengan market cap senilai USD1,1 miliar per GW.
Minimnya visibilitas terkait progres dan kontribusi proyek energi hijau ini menjadi risiko bagi valuasi ADRO ke depan, meskipun manajemen mengungkap rencana pembangkit listrik tenaga hidro.
“Namun, proyek pembangkit listrik tenaga hidro ADRO sendiri baru dijadwalkan selesai pada tahun fiskal 2030 (FY30),” ujar Erindra.