sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prospek Harga Emas Terbelah: Wall Street Wait and See, Ritel Tetap Optimistis

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
07/07/2025 07:09 WIB
Harga emas mencatat kenaikan sepanjang pekan lalu, didukung oleh pelemahan dolar dan aliran dana ke aset safe haven.
Prospek Harga Emas Terbelah: Wall Street Wait and See, Ritel Tetap Optimistis. (Foto: Freepik)
Prospek Harga Emas Terbelah: Wall Street Wait and See, Ritel Tetap Optimistis. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas mencatat kenaikan sepanjang pekan lalu, didukung oleh pelemahan dolar dan aliran dana ke aset safe haven menjelang tenggat kesepakatan dagang yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Harga emas di pasar spot (XAU/USD) naik 0,32 persen ke USD3.336,61 per ons troy ons pada Jumat (4/7/2025). Sepanjang pekan lalu, logam mulia tersebut sudah menguat sekitar 1,91 persen.

Indeks dolar (DXY) turun 0,2 persen dan berada di jalur pelemahan selama dua pekan berturut-turut, membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

“Kekhawatiran soal kondisi fiskal AS setelah RUU pemotongan pajak yang luas disahkan Kongres, ditambah ketidakpastian menjelang tenggat tarif pada 9 Juli, mendorong permintaan aset safe haven,” kata analis senior di perusahaan pialang ActivTrades, Ricardo Evangelista, dikutip Reuters.

Trump mengumumkan, Washington akan mulai mengirimkan surat kepada negara-negara mitra dagang pada Jumat, menandai perubahan dari rencana sebelumnya yang lebih mengutamakan kesepakatan bilateral. Pada 2 April lalu, ia mengumumkan tarif timbal balik sebesar 10 persen hingga 50 persen, namun kemudian menurunkan sebagian besar tarif tersebut menjadi 10 persen hingga 9 Juli demi membuka ruang negosiasi.

Sementara itu, legislasi pemotongan pajak Trump telah resmi disahkan Kongres pada Kamis, menjadikan pemangkasan pajak 2017 bersifat permanen, sekaligus mendanai program pengetatan imigrasi serta menambahkan insentif pajak baru yang dijanjikan dalam kampanye 2024.

Proyeksi Pekan Ini

Survei Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan para analis pasar masih terbagi soal prospek jangka pendek emas, sementara investor ritel justru kian optimistis.

“Naik,” ujar Kepala Strategi Valuta di Forexlive.com, Adam Button. “Dolar memang sempat menguat usai rilis data non-farm payrolls, tapi kemudian berbalik melemah dengan cepat.”

“Naik,” kata Presiden dan COO Asset Strategies International, Rich Checkan. “Rancangan Undang-Undang Pajak Besar nan Indah akan menambah USD4 triliun ke utang AS dalam 10 tahun, di luar tambahan utang USD2 triliun per tahun yang sudah diperkirakan.”

Dia menambahkan, total utang bisa membengkak lebih dari USD50 triliun pada 2035, belum lagi dana jaminan sosial diprediksi habis pada 2033… itu pun dalam skenario terbaik.”

“Dunia mulai sadar akan masalah belanja berlebihan dan utang yang menumpuk,” tambahnya, “dan solusinya: emas.”

Sebaliknya, Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, memperkirakan harga emas turun.

“Ada kemungkinan sejumlah faktor negatif terjadi bersamaan, seperti kesepakatan tarif dan spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Juli, ditambah penurunan pembelian dari bank sentral serta non-resmi di China. Namun, jika pun turun, koreksinya kemungkinan tidak dalam dan hanya berlangsung singkat,” imbuh Adrian.

Dalam survei pekan ini, 14 analis ikut berpartisipasi. Para analis Wall Street cenderung bersikap netral setelah pergerakan harga emas yang datar sepanjang pekan. Sebanyak lima analis atau 36 persen memperkirakan harga emas naik, empat analis atau 28 persen memperkirakan harga turun, dan lima analis lainnya atau 36 persen memprediksi harga emas bergerak mendatar.

Sementara itu, sebanyak 243 suara masuk dalam jajak pendapat daring Kitco. Mayoritas investor ritel tetap optimistis. Sebanyak 143 responden atau 59 persen memprediksi harga emas akan naik pekan ini, 49 orang atau 20 persen memperkirakan harga turun, dan 51 orang atau 21 persen memperkirakan harga bergerak stabil.

Setelah pekan yang dipenuhi data ketenagakerjaan, pasar akan sedikit ‘bernapas’ dari rilis data pasca libur panjang 4 Juli.

Pada Selasa, Reserve Bank of Australia (RBA) akan mengumumkan keputusan suku bunga. Rabu, pasar akan mencermati risalah pertemuan FOMC The Fed bulan Juni. Lalu, Kamis pagi, data klaim pengangguran mingguan AS akan dirilis. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement