IDXChannel - Harga minyak bergerak naik di awal perdagangan Asia pada Senin (10/4/2023). Kenaikan didukung prospek pasokan yang lebih ketat dari produsen OPEC+ mulai Mei.
Dilansir dari Reuters, kekhawatiran tentang prospek ekonomi global membatasi kenaikan.
Minyak mentah Brent berjangka naik 13 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD85,25 per barel pada 23.56 Greenwich Mean Time (GMT). Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat (AS) berada di USD80,84 per barel, naik 14 sen, atau 0,2 persen.
Kedua kontrak naik tiga minggu berturut-turut setelah OPEC dan sekutunya mengumumkan lebih banyak pengurangan produksi yang akan dimulai pada Mei. Keputusan tersebut mengejutkan para investor.
Menyusul pengumuman tersebut, Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah Mei untuk pelanggan jangka panjang di Asia dan Amerika Serikat.
Selain keputusan OPEC+, kenaikan juga didukung penurunan jumlah rig minyak AS. Ini mengindikasikan produksi minyak AS tidak akan meningkat dalam waktu dekat.
Investor terus memonitor laporan inflasi AS. Terlepas dari ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat kenaikan suku bunga karena krisis perbankan baru-baru ini, biaya pinjaman masih dapat naik jika inflasi tetap kuat.
Kenaikan suku bunga the Fed yang tajam mendorong greenback dan membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. (WHY)