Manajemen menekankan efisiensi biaya melalui peningkatan produktivitas karyawan dan optimalisasi gudang.
Vanessa menjelaskan, langkah AMRT membuka dua pusat distribusi baru di Bengkulu dan Palangka Raya pada semester II-2025 berpotensi memberi tekanan margin. Namun, strategi efisiensi diyakini dapat menutupinya.
Emiten milik konglomerat Djoko Susanto ini juga dinilai masih resilien menghadapi perubahan perilaku masyarakat.
Menurut Vanessa, terdapat tren belanja masyarakat yang bergeser ke toko dekat rumah dengan pembelian kemasan kecil maupun besar. Kondisi ini dinilai menjadi keuntungan bagi AMRT seiring variasi produk.
Sementara itu, posisi Lawson convenience store yang kini berada di bawah naungan AMRT dinilai strategis menyasar kawasan residensial.
"Lawson memiliki kesamaan dengan minimarket Alfamart, meskipun lokasinya berbeda, untuk meminimalkan risiko kanibalisasi (market), " jelasnya.