Rizal menilai, performa AMMN ke depannya akan yang didorong oleh cadangan mineral yang kuat, cash cost yang rendah, dan prospek positif harga emas.
"Namun patut dicermati ketidakpastian prospek tembaga, dan valuasi perseroan relatif mahal. Saat ini, AMMN diperdagangkan pada EV/EBITDA 33,0x (peers: 20,8x)," kata Rizal.
Dalam penutupan perdagangan Jumat (13/9), saham AMMN berakhir melemah 1,20 persen atau 120 poin ke Rp10.325. Dari data RTI Business, saham emiten tambang emas dan tembaga itu merosot 5,28 persen sepekan ini, namun masih menguat 57,63 persen secara year to date (ytd).
(Fiki Ariyanti)