IDXChannel - Investor di seluruh dunia khawatir terhadap risiko penjualan saham dan dolar AS yang menguat pada Rabu lalu. Ukraina telah mengumumkan keadaan darurat di tengah meningkatnya kekhawatiran invasi Rusia skala penuh.
Dikutip dari Reuters, Kamis (24/02/2022), Perdagangan di banyak kelas aset mengalami peningkatan sejak pengiriman pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini ke beberapa bagian Ukraina. Tentunya Ini memicu sanksi dari negara-negara barat dan ancaman lebih jika Moskow bertindak lebih jauh.
Ukraina pun mengumumkan keadaan darurat dan meminta warganya untuk meninggalkan Rusia, Sementara Moskow mulai mengevakuasi kedutaan besarnya di Kyiv.
Seorang Pejabat senior AS mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia siap untuk meluncurkan apa yang bisa menjadi invasi skala penuh dengan 80% tentara berkumpul di sekitar Ukraina dalam posisi menyerang.
Setelah jatuh sebanyak 1% dan naik hampir 2% pada siang hari, minyak mentah Brent tidak berubah dari penutupan Selasa sebesar USD96,84, sementara West Texas Intermediate naik 0,21% sebesar USD92,10 per barel setelah sebelumnya turun sebanyak 1,9% dan naik 1,7% di hari yang sama.
Perdagangan juga naik dalam mata uang dengan indeks dolar naik 0,127% dan euro turun 0,18% dengan nilai USD 1,1305.
Hai ini pun menyebabkan dolar AS menguat tajam dan terakhir naik 3,2% terhadap rubel Rusia.
"Jika ada, Presiden Putin berusaha keras meskipun sanksi meningkat itu benar-benar menambah kegugupan yang meningkat tentang tindakan agresif lebih lanjut dan apa artinya itu bagi komoditas dan inflasi secara keseluruhan serta berpotensi menurunkan harga pasar karena sentimen ekuitas secara keseluruhan terus memburuk," kata Direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities, Michael James.
Investor ini terus memantau peristiwa Rusia-Ukraina dan tetap khawatir tentang inflasi dan potensi kesalahan kebijakan Federal Reserve. (TYO/TIRTA)