Selain itu, laba bersih tumbuh hingga 55,59 persen yoy menjadi Rp169,31 miliar pada 9 bulan 2022.
“Kami melihat, laba bersih WIIM tumbuh di tengah penurunan laba bersih pemain besar di Industri tembakau,” tulis MNC Sekuritas dalam risetnya.
Di samping itu, MNC Sekuritas menilai, pertumbuhan kinerja keuangan WIIM sejalan dengan tarif cukai atas produk perusahaan yang menggunakan tarif tier 2, yang mana gap antara tier 1 dan tier 2 cukup lebar, yakni mencapai 40 persen.
Informasi saja, hingga kuartal III 2022, laba bersih GGRM anjlok 63,78 persen secara tahunan menjadi Rp1,49 triliun. Pendapatan bersih hanya tumbuh 2,01 persen yoy menjadi Rp93,92 triliun selama 9 bulan pertama 2022.
Ini lantaran beban pita cukai, PPN dan pajak rokok yang mencapai Rp74,35 triliun hingga kuartal III atau 79,16 persen dibandingkan penjualan bersih Gudang Garam.