IDXChannel - Investor bisa mendapatkan sejumlah keuntungan jika sebuah emiten melakukan buyback saham. Hal ini wajib investor ketahui karena akan memberikan dampak pada portofolio investasi sahamnya.
Buyback saham adalah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan berupa pembelian kembali saham yang telah beredar di publik. Hal ini diperlukan agar jumlah kepemilikan saham publik dalam perusahaan tersebut akan semakin berkurang. Dengan begitu, likuiditasnya dapat tetap terjaga.
Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, ada 36 emiten yang mengajukan rencana pembelian kembali saham atau buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) hingga 8 Mei 2025.
Total nilai rencana buyback tersebut sebesar Rp17,43 triliun, tumbuh dari April yang mencapai Rp16,90 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan, kebijakan buyback tanpa RUPS diterbitkan sebagai respons terhadap gejolak pasar yang masih tinggi akibat sentimen global. Sebab, buyback dinilai sebagai salah satu langkah untuk memberikan kepercayaan kepada investor.
“Berdasarkan asessment di OJK, salah satu langkah kebijakan yang efektif untuk diambil saat pasar berfluktuasi signifikan di antaranya adalah buyback tanpa RUPS,” kata Inarno dalam jawaban tertulis hasil Konferensi Pers RDKB April 2025, dikutip pada Senin (2/6/2025).
Dari total emiten tersebut, sebanyak 25 perusahaan telah merealisasikan aksi buyback. Nilai realisasi yang tercatat mencapai Rp1,27 triliun, meningkat dibandingkan per April sebesar Rp937,42 miliar dari 24 emiten.
Keputusan untuk melakukan buyback tanpa RUPS, kata Inarno, merupakan kebijakan internal masing-masing emiten. Aturan pelaksanaannya merujuk pada POJK 13 tahun 2023 dan POJK 29 tahun 2023.
Berikut ini deretan keuntungan bagi investor jika emiten melakukan buyback saham, sebagaimana telah dirangkum IDXChannel dari berbagai sumber:
1. Nilai Saham Investor akan Meningkat
Kabar buyback saham memberikan angin segar bagi para investor. Sebab, transaksi jual beli saham akan menjadi lebih mudah dan transaksi harian akan bergerak positif.
Maka dari itu, tak heran, banyak yang merekomendasikan strategi ini, meskipun harga jualnya ke pasar akan naik pada level tertentu saja.
2. Keuntungan dari Dividen Semakin Besar
Aksi korporasi ini akan memberikan keuntungan dari dividen yang semakin besar bagi investor. Sebab, saham yang kembali dibeli oleh perusahaan tidak mendapatkan porsi dividen.
Saham yang sudah dibeli kembali (buyback) oleh perusahaan akan tersimpan dalam bentuk saham treasury. Saham ini akan tersimpan selama tiga tahun, dan setelah tiga tahun, perusahaan harus menerbitkan saham tersebut kembali.
3. Rasio Keuangan Meningkat
Perusahaan melakukan buyback saham biasanya dengan tujuan utama untuk meningkatkan rasio keuangan, khususnya Earning Per Share (EPS). Strategi ini tergolong efektif dan bahkan sering dimanfaatkan.
EPS adalah sebuah rasio yang umum dijadikan tolak ukur oleh investor saat menilai fundamental sebuah saham. Semakin tinggi nilainya, maka semakin menarik pula saham tersebut untuk dibeli dan dikoleksi oleh investor.
Saat melakukan buyback, jumlah saham yang beredar di pasar otomatis berkurang. Maka dari itu, nilai pembagi pada rumus EPS akan semakin kecil.
4. Tekan Likuiditas Saham di Pasar
Jika saham yang berada di bursa efek lebih banyak, maka harga saham perusahaan akan lebih sulit menanjak naik. Alhasil, tingkat likuiditasnya menjadi rendah dan kurang menguntungkan.
Tentu hal ini juga tidak memberikan profit atau keuntungan bagi investor.
Maka dari itu, perusahaan melakukan buyback saham untuk memudahkan kenaikan harga saham di pasar karena pengaruh jumlah saham beredar yang lebih sedikit. Hal itu dipengaruhi jumlah saham yang beredar lebih sedikit.
5. Gairahkan Optimisme Investor
Aksi korporasi buyback saham dapat meredam kepanikan pasar, terutama saat terjadi sentimen yang dapat berpengaruh pada IHSG. Misalnya saja saat terjadi pembatasan sosial di masa pandemi Covid-19, pemerintah mengusulkan agar sejumlah emiten melakukan buyback.
Dengan adanya aksi buyback saham, pasar mendapat sinyal bahwa keadaan emiten-emiten tersebut masih baik-baik saja. Alhasil, hal ini dapat meningkatkan kembali optimisme investor.
(Dhera Arizona)