sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ramai Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Prospek Saham ICBP Masih Tetap Cerah?

Market news editor Aldo Fernando - Riset
11/08/2022 10:34 WIB
Secara valuasi, rasio harga saham dibandingkan dengan laba per saham (PER) ICBP di angka 13,07 kali (disetahunkan).
Ramai Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Prospek Saham ICBP Masih Tetap Cerah? (Foto: MNC Media)
Ramai Mi Instan Bakal Naik 3 Kali Lipat, Prospek Saham ICBP Masih Tetap Cerah? (Foto: MNC Media)

Tanggapan Komut ICBP

Sebelumnya, Komisaris Utama emiten produsen mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), Franciscus Welirang buka suara terkait ramainya isu mi instan naik 3 kali lipat.

Pria yang akrab disapa Franky tersebut menjelaskan, hal tersebut berlebihan. “Saya kira statement [pernyataan] tiga kali lipat itu berlebihan,” katanya melalui panggilan telepon kepada IDXChannel, Rabu (10/8/2022).

Franky berpendapat, kenaikan harga gandum saat ini masih jauh dari 300 persen atau tiga kali lipat. “Harga gandum saja naik 100 persen tidak sampai,” imbuh Franky.

Informasi saja, mengutip data Tradingeconomics, harga gandum sempat naik 65,64 persen sejak 31 Desember 2021 sampai 17 Mei 2022 ke USD1.2770,50/bu.

Namun, per Rabu (10/8/2022), harga gandum mulai menurun, dengan kenaikan secara year to date (ytd) hanya 2,10 persen. Sementara, dibandingkan tahun lalu (yoy), kenaikan harga gandum mencapai 8,08 persen.

Franky pun melanjutkan, tepung terigu—yang merupakan olahan gandum—bukan satu-satunya bahan baku mi instan. “Mie instan itu tidak 100 persen terigu. Ada minyak, bawang, dan lain-lain,” jelas Franky.

Dia menilai, sambil menilik data yang ada, harga gandum saat ini sedang di level tertinggi, kecuali ada gangguan lainnya, seperti perang.

Lagi pula, Franky bilang, saat ini ada panen gandum di Amerika Serikat (AS) dan di belahan bumi selatan sehingga ‘tidak ada masalah’ soal pasokan gandum.

Franky pun membeberkan, Indofood CBP sendiri tidak menggunakan gandum Ukraina. Sebagaimana diketahui, Ukraina yang berperang melawan Rusia merupakan salah satu pengekspor utama gandum dunia.

“Tidak pakai gandum Ukraina. Kita pakai [gandum] Kanada dan Australia,” katanya.

Berbicara soal faktor penyebab lonjakan harga gandum tahun ini, Franky menyebutkan, perang bukan pemantik utama. Alih-alih, dia merujuk ke peristiwa gagal panen gandum yang terjadi di Negeri Paman Sam AS dan Kanada pada tahun lalu.

“Tahun 2021, AS dan Kanada gagal panen 40%. Itu memicu harga gandum naik. Perang memperburuk keadaan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut dampak perang antara Rusia - Ukraina terhadap rantai pasok bahan makanan mulai terasa di Indonesia. Dia bahkan memproyeksi harga mi instan bakal naik hingga tiga kali lipat.

Itu karena Indonesia bergantung pada impor komoditas dari dua negara. Sehingga kenaikan harga pangan berbasis impor tak bisa dihindari.

Mentan menjelaskan saat ini pasokan gandum Ukraina yang menjadi bahan baku pembuatan mie instan  mengalami masalah. Bahkan Mentan menyebut saat ini terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar negara tersebut.

"Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat itu, maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," ujar Mentan dalam webinar bersama Ditjen Ditjen Tanaman Pangan, Senin (8/8/2022). (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement