“Selain itu karena ketersediaan alat berat, sehingga PAMA dapat mengejar target produksi,” tutur Ari.
Di samping itu, unit usaha perseroan di bidang pertambangan batu bara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA), mencatatkan total penjualan 7,2 juta ton batu bara, naik 10% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,6 juta ton.
Adapun peningkatan ini, kata Ari, dipengaruhi oleh kondisi pengangkutan batu bara melalui sungai. Di mana, biasanya pada musim kemarau air sungai berada di bawah normal. Kondisi tersebut menyebabkan tidak memungkinkan adanya pengangkutan batu bara.
Ari menambahkan, sebagian besar konsesi tambang batu bara TTA berlokasi di Kalimantan Tengah, sehingga terpengaruh oleh kondisi cuaca saat ini. “Jadi ke depan, sekiranya penjualan naik atau turun bukan dikarenakan pemberitaan, tapi lebih kepada tantangan pengangkutan batu bara,” kata Ari.
Sejalan dengan peningkatan penjualan batu bara dari TTA hingga Juli 2023 ini, perseroan menargetkan penjualan hingga akhir tahun dapat mencapai 10,7 juta ton, naik dari penjualan tahun lalu yang sebesar 9,9 juta ton.