Selama kuartal tersebut, Bursa Efek Shenzhen (SZSE) China mencatat jumlah pendapatan tertinggi sebesar USD4,7 miliar, mewakili 22 persen dari pendapatan IPO global. Shanghai Stock Exchange (SSE) negara itu berada di urutan kedua dengan USD4,3 miliar hasil yang mewakili 20 persen dari hasil IPO global.
Secara keseluruhan, investor mengambil sikap wait and see karena menanti indikator pemulihan pasar lebih lanjut.
Di Asia Tenggara, volume IPO naik sebesar 75,9 persen yoy menjadi 51 IPO yang menghasilkan pendapatan sebesar USD1,4 miliar atau naik sebesar 40 persen yoy, Di kawasan ini, Indonesia adalah yang paling aktif dengan 30 IPO dan menghasilkan USD828 juta.
Thailand, di posisi kedua, mencatatkan 10 IPO yang mengumpulkan USD322 juta. Malaysia berada di urutan ketiga dengan 10 IPO mengumpulkan USD238 juta. Sementara Singapura di urutan keempat dengan hanya satu IPO yang mengumpulkan USD15 juta.
Di AS, ada 31 kesepakatan IPO, delapan di antaranya bernilai lebih dari USD50 juta. NASDAQ AS melihat 29 kesepakatan IPO yang mewakili 10 persen dari volume IPO global.