“Meskipun tingkat aktivitas IPO berada di sisi yang lebih ringan, kami telah mulai melihat beberapa perkembangan awal yang positif di inflasi, suku bunga, valuasi, dan volatilitas pasar yang dapat memulihkan pasar IPO Amerika," kata EY.
Di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), aktivitas IPO turun 19 persen yoy menjadi 84 kesepakatan dengan hasil yang turun 36 persen yoy menjadi USD6,2 miliar. Hal ini disebabkan banyak perusahaan yang menarik atau menunda IPO karena kondisi pasar, dari catatan EY.
India yang diklasifikasikan EY memiliki jumlah IPO terbesar di EMEIA mengalami penurunan hasil sebesar 83 persen. Bursa saham nasional India (NSE) dan Bombay Stock Exchange (BSE) melihat jumlah IPO tertinggi berdasarkan volume dengan 42 kesepakatan yang mewakili 14 persen dari IPO global.
Secara global, Timur Tengah adalah satu-satunya wilayah dengan mega IPO.
(FAY)