Rasio impor listrik merupakan indikator yang mengukur tingkat kemandirian ketenagalistrikan di Indonesia. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana menjelaskan sebagian listrik yang dikonsumsi di Indonesia didatangkan dari luar negeri dari Malaysia tersebut disalurkan ke sebagian wilayah Kalimantan Barat.
Ditambahkan Rida, adapun proses impor listrik tersebut melalui kerjasama bilateral bisnis to bisnis yang bersifat korporasi antara PT Perusahaan Listrik Negara Persero dengan Perusahaan Listrik asal Malaysia (SESCO).
"Pemerintah sudah harus berhitung dengan sisi kebutuhan dan proyek-proyek pembangunan PLTU bisa direvisi dialihkan ke energi baru dan berbagai macam pertimbangan lainnya. Perlu dipikirkan lagi opsi renegosiasi dengan PLTU-PLTU yang sudah di atas 20 tahun dan pembangkit-pembangkit yang baru itu juga di delay," pungkasnya. (Fahmi- Devu Puspitasari).