Perdagangan saham minggu ini akan diwarnai sejumlah laporan ekonomi, termasuk data pengangguran awal AS dan data produk domestik bruto bersamaan dengan data Purchasing Managers' Index (PMI) China.
"Kita berada dalam periode suram global dengan pesimisme menyelimuti berbagai negara karena alasan yang berbeda," kata Ed Yardeni, Presiden Perusahaan Riset Eponymous yang memperingatkan peningkatan awan badai bagi ekonomi AS, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (26/9).
"Data terbaru cocok dengan skenario resesi pertumbuhan, tetapi risiko resesi besar-besaran jelas meningkat," ujarnya.
Imbal hasil obligasi tetap tinggi dengan kenaikan suku bunga AS dua tahun selama 13 hari berturut-turut hingga Jumat lalu dalam rekor terpanjang sejak 1976. Imbal hasil obligasi pemerintah Australia juga naik.
"Dolar AS raja, kami telah melihat mata uang di seluruh Asia berada di bawah tekanan. Ini menambah tekanan inflasi dan lebih banyak bank sentral menaikkan suku bunga lebih dari yang kita lihat secara histori," kata Sian Fenner, Ekonom Senior Asia untuk Oxford Economics.
(FAY)