Terkait kebijakan untuk lebih memilih sektor properti dibanding sektor lain dalam upaya mendiversifikasi bisnis, Darmawan menyebut bahwa hal tersebut didasarkan pada karakteristik bisnis sektor properti yang dinilai memiliki aset yang lebih liquid dibanding bisnis di sektor lainnya.
"Karena kalau di (sektor) manufaktur, misalnya, ketika kondisi mendesak, situasi ekonomi tiba-tiba memburuk, apakah mesin-mesin bisa dijual? Bisa, tapi susah. Nah kalau di properti, asetnya kita lihat lebih mudah untuk dijual sewaktu-waktu. Sama dengan bisnis kita di logistik, kalau butuh apa-apa, armada tinggal kita jual. Beres," ungkap Darmawan.
Bisnis baru di sektor properti tersebut, lanjut Darmawan, dijalankan melalui dua anak usahanya yang baru didirikan, yaitu PT Aman Bae Sentosa dan PT Aman Bae Perkasa,” ungkapnya.
Saat ini, PT Aman Bae Sentosa telah mendapatkan beberapa tanah sewa jangka panjang di area yang strategis di Ubud dan Padonan Tibubeneng Bali untuk pembangunan villa. Sedangkan PT Aman Bae Perkasa lebih difokuskan untuk menggarap unit properti di segmen menengah ke bawah lewat produk perumahan dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari pemerintah.
"Kami ada beberapa villa di Bali yang dengan penerbangan yang sudah dibuka tanpa pembatasan, prospeknya benar-benar bagus. Okupansinya tinggi. Selain itu kami juga bangun rumah FLPP di Cibarusah. Dari (diversifikasi) bisnis ini, kami yakin akan ada kontribusi sekitar tujuh sampai 15 persen di laba bersih tahun ini," tegas Darmawan. (TSA)