Fokus sekarang adalah pada data inflasi AS yang akan datang, yang akan dirilis pada Rabu, untuk isyarat lebih lanjut tentang prospek suku bunga Fed. Bank sentral mengisyaratkan bahwa inflasi yang kuat dan kekuatan di pasar tenaga kerja akan memberinya lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga tinggi.
Analis Goldman Sachs mengatakan dalam catatan baru-baru ini bahwa mereka sekarang memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga hanya dua kali tahun ini, dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya tentang tiga kali pemotongan. Suku bunga terminal bank sentral juga diperkirakan akan lebih tinggi dalam siklus pelonggaran ini.
Adapun China akan merilis beberapa indikator ekonomi utama yang akan memberikan wawasan tentang kinerja ekonominya pada penutupan tahun 2024. Angka Produk Domestik Bruto (PDB) akan dirilis pada hari Jumat. Selain itu, data produksi industri Desember, dan angka penjualan ritel juga akan dirilis pada Jumat.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) merilis data penjualan eceran atau ritel yang mengalami peningkatan tipis pada Desember 2024, penyebab utama menggeliatnya industri ritel di Indonesia hingga akhir 2024.
Peningkatan IPR pada Desember 2024 secara tahunan tersebut bersumber dari kelompok suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman dan tembakau.