Hal ini memperkuat sentimen bahwa negara-negara lain juga berpotensi mencapai kesepakatan menguntungkan sebelum batas waktu yang ditentukan.
Selain itu, Ibrahim menyoroti meningkatnya kekhawatiran mengenai independensi Federal Reserve (The Fed) setelah kunjungan Presiden Donald Trump ke kantor pusat The Fed. Kritik Trump terhadap renovasi kantor pusat The Fed bersamaan dengan ketidakstabilan geopolitik turut memperkuat indeks dolar AS.
Fokus pasar pada hari ini yaitu rilis data Pesanan Barang Tahan Lama AS yang akan diumumkan malam nanti pukul 19.30 WIB. Data ini penting menjelang keputusan kebijakan moneter The Fed minggu depan pada 29-30 Juli.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang berlaku saat ini pada pertemuan bulan Juli.
Dari sisi domestik, pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2025 mampu menembus target 5,2 persen, didukung oleh kondisi pasar yang lebih kondusif pada semester II-2025. Meskipun tantangan ekonomi global dan domestik masih ada, Ibrahim mengatakan diperlukan dorongan kebijakan akseleratif melalui APBN maupun non-APBN.