Namun peluangnya turun menjadi 57,4 persen dari 58,2 persen sehari sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Ibrahim mengatakan, dari sentimen domestik, ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan berada di level 5,2 persen pada tahun ini dan berada di level 5,3 persen pada 2025.
Pertumbuhan ini akan didorong oleh kebijakan fiskal yang strategis dan tepat sasaran, serta pendalaman finansial di tengah meningkatnya tantangan di tingkat global.
"Pemerintahan baru Prabowo-Gibran nantinya dapat menerapkan kebijakan fiskal yang berdampak besar, di antaranya berfokus pada infrastruktur, hilirisasi, dan sektor teknologi untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan," ujar dia.
Selama ini pertumbuhan positif perekonomian nasional masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang menyumbang setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, para ekonom optimis Indonesia masih memiliki peluang pertumbuhan yang belum dimanfaatkan melalui investasi bernilai tambah dan kebijakan fiskal strategis yang mendorong produktivitas dan ekspansi ekonomi.