Data dari Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan perlambatan di hampir semua sektor ekonomi China pada Juli 2025. Produksi pabrik dan tambang hanya naik 5,7 persen secara tahunan, sementara penjualan ritel tumbuh 3,7 persen yoy, terendah sepanjang tahun ini.
Sedangkan dari sentimen internal, BI mencatat ULN Indonesia pada Kuartal II 2025 mencapai USD433,3 miliar atau setara Rp6.976,1 triliun. Meskipun pertumbuhannya melambat menjadi 6,1 persen (yoy) dari kuartal sebelumnya, aliran masuk modal asing ke SBN domestik tetap tinggi.
Dengan demikian, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan Senin depan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.120 - Rp16.180 per dolar AS.
(Febrina Ratna Iskana)