Pada pagi hari Jumat, 10 Oktober 2025, rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.560 per USD, dengan yield SBN 10 tahun tercatat turun ke level 6,07 persen.
Denny menyatakan BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menyebut pergerakan rupiah turut dipengaruhi sentimen menurunnya cadangan devisa. Cadangan devisa per September 2025 turun menjadi USD148,7 miliar, lebih rendah dari posisi akhir Agustus 2025 sebesar USD150,7 miliar, atau turun sebesar USD2 miliar.
Penurunan cadangan devisa tersebut dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh BI dalam menghadapi tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Rupiah pada pekan depan diperkirakan bergerak di rentang Rp16.450-Rp16.700 per USD," katanya.
(Dhera Arizona)