Sementara itu, Presiden Fed Chicago Charles Evans, salah satu pembuat kebijakan bertipe dovish di bank sentral, mengatakan pada hari Kamis bahwa ia "berpikiran terbuka" untuk mengubah kebijakan moneter pada tahun 2022 jika inflasi terus tetap tinggi. Kenaikan suku bunga pada 2022 bisa tepat jika inflasi tinggi terus berlanjut.
Dari dalam negeri, Ibrahim menyebut momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga, meskipun juga sempat tertahan akibat lonjakan kasus Covid-19 varian delta.
"Berbagai lembaga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dan 2022 mulai pulih, dengan adanya kondisi kasus harian Covid-19 global yang mulai melandai, aktivitas manufaktur global terus tumbuh ekspansif, harga komoditas meningkat seiring geliat permintaan global, dan outlook ekonomi yang diperkirakan masih solid ke depan," tandasnya.
Ke depan, Ibrahim mencermati bahwa dalam jangka pendek, pandemi Covid-19 dan variannya masih menjadi tantangan utama bagi perekonomian global. Sementara, isu perubahan iklim juga menjadi tantangan bagi ekonomi global dalam jangka panjang.
(IND)