sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Sore Melemah di Rp15.370 per USD, Ini Sederet Sentimen Pemicunya

Market news editor Anggie Ariesta
13/09/2023 15:36 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (13/9/2023).
Rupiah Sore Melemah di Rp15.370 per USD, Ini Sederet Sentimen Pemicunya. Foto: MNC Media.
Rupiah Sore Melemah di Rp15.370 per USD, Ini Sederet Sentimen Pemicunya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (13/9/2023). Mata uang Garuda turun 28 poin ke level Rp15.370 per USD dari penutupan sebelumnya di Rp15.342 per USD.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menilai volume transaksi cenderung tipis pada Rabu menjelang rilis indeks harga konsumen AS di sesi ini, dan hal tersebut dapat menentukan arah pertemuan Federal Reserve minggu depan. 

"CPI inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, diperkirakan akan turun menjadi 4,3% year on year di bulan Agustus dari 4,7%. Namun, melonjaknya harga minyak menyebabkan angka utama tahunan naik menjadi 3,6% dari 3,2%," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (13/9/2023). 

Para pejabat The Fed telah memberi isyarat bahwa mereka dapat berhenti sejenak pada pertemuan minggu depan, setelah menaikkan suku bunga pada 11 dari 12 pertemuan terakhir mereka.

Namun, inflasi yang masih tinggi dapat menunjukkan kemungkinan kenaikan lebih lanjut sebelum tahun ini berakhir. 

Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) akan melakukan pertemuan pada Kamis.

Para pedagang mulai menilai kembali posisi mereka setelah laporan Reuters mengindikasikan pembuat kebijakan ECB memperkirakan inflasi di 20 negara zona euro tetap di atas 3% tahun depan, memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga kesepuluh berturut-turut. 

Bank of England diperkirakan masih akan menambah 14 kenaikan suku bunga sejak akhir 2021 ketika para pengambil kebijakan bertemu minggu depan, menaikkan suku bunga menjadi 5,5% dari 5,25%. 

Perekonomian belum memasuki resesi seperti yang dikhawatirkan, pertumbuhan upah menunjukkan sedikit tanda-tanda perlambatan, dan para ahli statistik telah meningkatkan data secara tajam untuk menunjukkan bahwa Inggris pulih lebih awal dari Covid-19 dibandingkan perkiraan sebelumnya. 

Dari sentimen internal, para ekonom memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan mulai menurunkan suku bunga acuannya di 2024, tepatnya pada kuartal kedua. 

Salah satu penyebabnya adalah stabilnya perekonoimian AS dan inflasi yang terkendali dan mendekati 2%. Selain itu, pergeseran proyeksi ini dikarenakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kembali melemah. 

“Pasalnya, ini akan berdampak pada Imported inflation (inflasi impor). Sehingga, suku bunga acuan BI yang saat ini berada di level 5,75 persen harus dipertahankan,” ujar Ibrahim. 

Adapun inflasi sudah berada di kisaran target sasaran BI sebesar 3,0±1 persen yaitu di level 3,27 persen secara tahunan (yoy) pada Agustus 2023. 

Di sisi lain, BI juga menunggu sinyal dari The Fed untuk berhenti menaikkan dan mulai menurunkan suku bunga acuannya, yang mana hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat inflasi di AS, apakah terkendali atau malah terjadi resesi. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement