Pembacaan tersebut disertai dengan data produk domestik bruto yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada kuartal III, serta data klaim pengangguran mingguan yang sedikit lebih kuat dari yang diharapkan.
"Meskipun pembacaan tersebut tidak banyak menghalangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada Desember ini, para investor terlihat semakin tidak yakin atas prospek suku bunga pada 2025," ujar Ibrahim.
Selain itu, ketidakpastian atas masa jabatan Presiden Donald Trump menambah campuran tersebut, mengingat bahwa Trump diperkirakan akan mengeluarkan lebih banyak kebijakan ekspansif dan tarif perdagangan yang akan mendorong inflasi. Tren ini diperkirakan akan membatasi siklus pelonggaran Fed.
"Meningkatnya kekhawatiran akan perang dagang China-AS, investor menunggu untuk melihat langkah-langkah stimulus apa yang akan diberlakukan Beijing untuk mengimbangi tekanan ekonomi dari setiap kenaikan tarif AS," tuturnya.