Adapun Ryan tidak menduga rupiah bisa tembus Rp16.000 per USD dari semula asumsi tahun lalu hanya dipatok di angka Rp15.000 per USD.
"Makanya teman-teman pebisnis, pengusaha harus betul-betul mencermati proyeksi ya pergerakan daripada mata uang rupiah kita terutama terhadap USD dan juga kita cermati juga perkembangan dari mata uang peer kita yaitu negara-negara berkembang sesama Asia," kata Ryan.
Ryan menambahkan, pendekatan terakhir sangat konservatif bagi pebisnis untuk sementara waktu mengurangi komponen-komponen impornya selama substitusi dari barang-barang domestik.
"Terakhir tentunya ya kita harus ya dengan kesadaran sendiri kita mungkin harus mengurangi apa namanya konsumsi untuk barang-barang konsumtif tetapi itu yang berasal dari luar negeri atau kita impor barang-barang konsumsi mungkin itu harus kita kurangi," ujarnya.
(DES)