Tak hanya menyusahkan negara-negara Eropa, batalnya pembukaan kembali pasokan gas ke Eropa juga diperkirakan bakal semakin mendongkrak harga gas dunia, yang secara total telah melonjak hingga 400 persen sejak tahun lalu.
Kondisi ini dipastikan bakal semakin menambah kesengsaraan dunia bisnis di Eropa, mengingat sangat tingginya tingkat ketergantungan Benua Biru terhadap pasokan gas dari Rusia.
Di lain pihak, meski intensitas penjualan gas Rusia menurun, namun Negeri Beruang Merah dilaporkan masih mampu menghasilkan 600 juta euro dari aktivitas penjualan minyak akibat harga minyak dunia yang meroket tajam, yang salah satunya dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Tak terima dengan kondisi yang ada, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyerukan dijatuhkannya sanksi keras terhadap aksi Rusia tersebut.
“Itu hanya akan membatasi aliran petrodollar dan euro gas ke Moskow, tapi juga, yang penting, memulihkan keadilan bagi semua orang Eropa, yang sedang coba diperas oleh Rusia, lewat harga yang digelembungkan secara artifisial di pasar energi," ujar Zelenskyy, dalam laporan yang sama.