Selain itu, ADRO agresif memperluas portofolio hijau melalui Adaro Green dan ADMR. Proyek besar mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di Indonesia dengan kapasitas 1.375 MW yang dijadwalkan beroperasi pada 2030, serta pabrik smelter aluminium hijau di Kawasan Industri Kaltara.
“Pelepasan unit usaha AADI akan memberikan ADRO akses yang lebih baik terhadap pendanaan hijau dengan suku bunga kompetitif di bawah 9 persen. Hal ini diharapkan mampu menurunkan biaya modal gabungan (blended cost of capital) ADRO,” kata analis Samuel.
Aset-aset hijau tersebut, masih mengutip analis Samuel, diproyeksikan menjadi katalis utama dalam mendorong revaluasi positif (re-rating) nilai perusahaan di masa depan.
Samuel Sekuritas juga menilai revaluasi wajar mengingat pergeseran fokus bisnis ADRO.
Samuel Sekuritas tetap merekomendasikan beli saham ADRO. Target harga (TP) baru ditetapkan pada Rp3.400 per saham, merefleksikan rasio harga saham terhadap laba (P/E) 12,8 kali pada 2025.