Walaupun memang, kata Michael, jumlah outflow tersebut tidak terlalu signifikan.
Sebelumnya, BRIS memiliki bobot tertinggi di kategori middle caps FTSE, tetapi saat naik ke large caps, BRIS justru berada di posisi dengan bobot terendah di tier tersebut.
Hal ini, masih mengikuti penjelasan Yeoh, menyebabkan saham BRIS terkoreksi setelah mencapai puncaknya pada 27 Agustus.
Namun, terlepas dari hal tersebut, Yeoh mencatat, dalam jangka menengah, BRIS berpotensi mendapatkan aliran dana masuk (inflow) lebih besar karena masih ada peluang untuk meningkatkan bobot di klasifikasi large caps FTSE.
“Mengenai kenaikan BRIS, saat ini satu-satunya proxy bank syariah di IHSG yang bobotnya cukup besar untuk menjadi portofolio foreign [investor asing] adalah BRIS,” kata Yeoh, saat dihubungi IDXChannel.com, Selasa (17/9).