Menurut Reza, hal ini dapat menjadi sentimen positif bagi investor untuk lebih mengapresiasi saham bank dengan jaringan terluas di Tanah Air tersebut pada masa datang. Reza pun menilai, kinerja fundamental yang solid serta prospek holding akan turut pula menyemarakan rights issue yang ditempuh BRI.
"Dengan kinerja seperti itu maka harusnya bisa positif. Harga sekarang yang masih di kisaran Rp3.900, ini masih di bawah target. Ke depan bisa naik di Rp4.550 hingga Rp4.600," katanya.
Dalam prospektus yang dipublikasikan pada hari ini, Selasa (31/8), BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I. Harga pelaksanaan rights issue BBRI yakni Rp3.400 per lembar saham.
Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (Inbreng) sesuai PP No. 73/2021. Seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM akan dialihkan kepada BRI melalui mekanisme inbreng.
Sesuai prospektus, nilai total PMHMETD I yang telah memperhitungkan inbreng atas nilai saham Pegadaian dan PNM serta eksekusi hak Pemegang Saham Publik adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp95,92 triliun.