Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai masuknya BRMS ke GDX membawa keuntungan strategis bagi emiten tersebut.
“Ketika investor berinvestasi di GDX, kita tidak beli emas fisik, tapi saham-saham perusahaan pertambangan emas,” ujar Michael, Jumat (19/9/2025).
Ia menambahkan, potensi keuntungannya bisa jauh lebih besar. “Keuntungannya bisa lebih besar jika harga emas naik karena leverage, profit perusahaan tambang bisa meningkat lebih cepat daripada cuma emas fisik,” tuturnya.
Michael menegaskan langkah ini merupakan pencapaian bergengsi bagi BRMS. “Dan ini adalah hal yang prestisius bagi BRMS karena bisa masuk ke dalam indeks internasional ini,” ujar Michael.
Ia mengungkapkan arus dana masuk pada 19 September terbilang jumbo. “Inflow pada 19 September cukup besar di kisaran Rp2,5 triliun. Ini bahkan setara dengan FTSE bigcaps,” katanya.