Lebih jauh, Michael menyoroti potensi BRMS untuk meraih indeks global lainnya. “Hal menarik lain adalah potensinya BRMS untuk masuk MSCI dan FTSE pada November 2025 jika mampu mempertahankan angka 600 pada observation period,” demikian Michael menjelaskan.
Dari sisi teknikal, Michael juga mengamati pola pergerakan saham BRMS. “Secara teknikal, BRMS bergerak dengan pattern cup and handle. Potensi support neckline di 550–500, target 720,” imbuh Michael.
Sementara, menurut Sucor Sekuritas, dalam riset pada 15 September 2025, masuknya BRMS ke GDX menjadi titik balik signifikan bagi likuiditas, visibilitas, dan akses perseroan ke investor asing.
Sucor Sekuritas memperkirakan, inklusi BRMS dalam GDX berpotensi menarik aliran dana pasif sekitar USD80 juta, atau sekitar lima kali lipat dari rata-rata volume transaksi harian sahamnya.
Selama empat bulan terakhir, kinerja GDX tercatat melonjak 52 persen, jauh melampaui kenaikan harga emas yang hanya 16 persen. Hal ini mencerminkan rotasi investor ke saham-saham pertambangan emas sebagai proksi leverage terhadap kenaikan harga emas batangan.