Perseroan tercatat masih membukukan rugi bersih Rp776 miliar sampai dengan kuartal III-2023. Sementara pendapatan BUKA sebesar Rp3,3 triliun.
Menurut Teddy, terkait dengan rugi per 30 September 2023, perseroan telah dan akan terus mengambil langkah, namun tidak terbatas pada peningkatan efisiensi operasional dan pengembangan strategi pemasaran yang lebih terukur dan terencana.
"Kami juga akan memprioritaskan pengelolaan kas yang lebih hati-hati, termasuk pengawasan ketat terhadap arus kas dan pengeluaran perusahaan. Selain itu, kami akan terus memantau dan mengevaluasi kinerja keuangan secara berkala," terangnya.
Untuk strategi 2024, dipaparkan Teddy, perseroan akan terus mengkaji dan menelaah potensi yang tersedia, termasuk melalui pembelian saham dan/atau aset, maupun penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan, termasuk dalam rangka pengambilalihan, pendirian usaha patungan (joint venture), serta metode lainnya guna mengembangkan usaha perseroan dan entitas anak.
"Perseroan juga akan mempertimbangkan perubahan penggunaan dana IPO (apabila diperlukan) sesuai dengan kondisi usaha dan rencana bisnis Perseroan maupun masing-masing entitas anak di masa yang akan datang," imbuh Teddy. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.