Transaksi yang besar, menurut Fath, bisa menjadi sinyal bagi mereka yang berorientasi jangka pendek untuk melakukan take profit. Ketentuan sebaliknya berlaku untuk investor jangka panjang.
"Buat yang memang jangka panjang sekali, ini mungkin saatnya keteguhan (investor) akan diuji, volatilitasnya akan tinggi," katanya.
Menurut dia, koreksi saham CDIA bisa menjadi kesempatan karena banyak investor ritel yang mendapatkan penjatahan sedikit saat IPO. Namun, kenaikan saham CDIA yang begitu cepat juga menimbulkan risiko koreksi yang cukup dalam.
Oleh karena itu, investor bisa membeli saham CDIA dengan catatan tidak tergesa-gesa. Aksi beli dapat dilakukan sambil menanti volatilitas mereda.
Sebagai informasi, saham CDIA sejak IPO masih menghasilkan keuntungan (return) sekitar 768 persen meski terjadi ARB. Pada perdagangan hari ini, saham CDIA diperjualbelikan sebanyak 1,38 juta lot dengan nilai transaksi Rp232 miliar. Broker Sinarmas Sekuritas (DH) menjadi seller terbesar dengan net Rp42,9 miliar.