Dalam sebuah catatan riset, keduanya menyebut eksekusi masih menyisakan risiko, namun perombakan manajemen memberi sinyal positif bagi proses penggabungan kedua perusahaan.
Spekulasi mengenai kemungkinan konsolidasi dua raksasa ride-hailing itu kembali mencuat. Baik GoTo maupun Grab belum memberikan konfirmasi apa pun, tetapi pembicaraan pasar semakin ramai setelah muncul kabar bahwa Danantara, sovereign wealth fund (SWF) Indonesia, ikut terlibat dalam penjajakan.
Wong dan Davis menilai kehadiran Danantara menunjukkan sentimen pemerintah yang kian mendukung.
“Kehadiran Danantara sebagai investor netral yang berafiliasi dengan negara akan meredakan kekhawatiran soal monopoli, terutama dengan mempertimbangkan proyeksi pangsa pasar 90 persen dari entitas gabungan di layanan ride-hailing dan pengantaran makanan,” ujar mereka.
Pada awal November lalu, GoTo kembali menegaskan belum ada keputusan ataupun kesepakatan terkait kemungkinan kesepakatan dengan Grab.